Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Pencernaan Akibat Pankreatitis

1 comment
BAB I : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Keperawatan merupakan bagian integral dari suatu pelayanan kesehatan yang mencakup pelayanan Biro – psikis – Spiritual melalui ilmu dan kiat keperawatan yang ditunjukan kepada individu, keluarga maupun masyarakat baik sehat maupun sakit.
Dalam memberikan Asuhan Keperawatan seorang perawat harus memiliki keterampilan yang cukup tinggi selain adanya ilmu yang mendasari dan sikap yang mendukung ke arah terwujudnya suatu bentuk pelayanan kesehatan yang optimal. Adapun Asuhan Keperawatan pada pasien harus disesuaikan dengan kebutuhan dan menggunakan pendekatan sistem termasuk sistem pencernaan.
Salah satu organ aksesoris dari sistem pencernaan adalah pankreas. Apabila pankreas tersebut mengalami suatu penyakit yang disebut pankreatitis, perawat harus mempunyai ilmu dan keterampilan khusus yang mendukung terhadap tercapainya Asuhan Keperawatan yang adekuat.
Pankreatitis (inflamasi pankreas) merupakan penyakit yang serius pada pankreas dengan intensitas yang dapat berkisar mulai dari kelainan yang relatif ringan dan sembuh sendiri hingga penyakit yang berjalan dengan cepat dan fatal yang tidak bereaksi terhadap berbagai pengobatan. (Brunner & Suddart, 2001 : 1338).
Untuk itu, dalam buku ini penulis akan mencoba membahas mengenai “ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN PENCERNAAN AKIBAT PANKREATITIS”.


1.2 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari pembuatan Buku ini yaitu sebagai berikut :
1. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah (KMB) I
2. Untuk mengetahui tentang gangguan pencernaan akibat pankreatitis
3. Untuk mengetahui tentang Asuhan Keperawatan pada klien dengan gangguan pencernaan akibat pankreatitis


1.3 Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam pembuatan Buku ini adalah metode literatur yaitu dengan cara mempelajari buku-buku sumber / internet yang berhubungan dengan judul Buku ini.


1.4 Sistematika Penulisan
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan Penulisan
1.3 Metode Penulisan
1.4 Sistematika Penulisan
BAB II TINJAUAN TEORITIS
2.1 Anatomi dan Fisiologi Pankreas
2.2 Konsep Dasar Penyakit
2.3 Etiologi
2.4 Patofisologi
2.5 Tanda dan Gejala
2.6 Manifestasi Klinis
2.7 Pemeriksaan Diagnostik
2.8 Penatalaksanaan
BAB III TINJAUAN KASUS (ASKEP)
3.1 Pengkajian
3.2 Analisa Data
3.3 Diagnosa Keperawatan
3.4 Perencanaan
- Tujuan
- Intervensi
- Rasionalisai
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA


BAB II : TINJAUAN TEORITIS


2.1 Anatomi dan Fisiologi Pankreas
Pankreas merupakan sekumpulan kelenjar yang strukturnya sangat mirip dengan kelenjar ludah panjangnya kira-kira 15 cm, lebar 5 cm mulai dari duodenum sampai ke limpa dan beratnya rata-rata 60-90 gr, terbentang pada veterba lumbalis I dan II dibelakang lambung.
Adapun bagian dari pankreas meliputi :
- Kepala Pankreas, terletak di sebelah kanan rongga abdomen dan didalam lekukan duodenum yang melingkarinya.
- Badan pankreas, merupakan bagian utama dari organ ini letaknya dibelakang lambung dan didepan vertebrata lumbalis pertama
- Ekor pankreas, bagian runcing disebelah kiri yang sebenarnya menyentuh limpa
- Fungsi dari eksokrin, yang membentuk getah pankreas yang berisis enzim dan elektrolit
- Fungsi Endoktrin, sekelompok kecil sep epitelium yang berbentuk pulau-pulau kecil (pulau langerhans) yang brsama-sama membentuk organ endokrin yang mengsekresikan insulin
- Fungsi sekresi eksternal, yaitu cairan pankreas yang dialirkan ke duodenum yang berguna untuk proses pencernaan makanan di intestnum
- Fungsi sekresi internal, yaitu sekresi yang dihasilkan oleh pulau-pulau langerhans sendiri yang langsung dialirkan ke dalam peredaran darah. Sekresinya disebut hormon insulin dan hormon glukagen, hormon tersebut dibawa ke jaringan untuk membantu metabolisme karbohidrat.
Struktur pankreas merupakan kumpulan kelenjar yang masing-masing kelenjar bersatu menjadi duktus yang jari-jarinya ± 3 mm, duktus ini disebut pankreatikus. Duktus pankreatikus akhirnya menjadi duktus koledokus dan melanjutkan ke duodenum ± 7,5 cm dibawah pilorus, pankreas terletak dibelakang selaput perut atau (retroperitonial) di depan ditutupi selaput dinding perut dan mendapat darah dari arteri pankreatika, salah satu cabang dari batang nadi aorta abdominalis. Didalam pankreas terdapat kelenjar-kelenjar yang membuat ludah perut atau getah perut yang mengalir ke dalam pembuluh-pembuluh kelenjar. Pembuluh ini bersatu kedalam saluran wirsungi kemudian masuk kedalam duodenum pada tempat papilla/arteri kelenjar perut menghasilkan ± 1 liter ludah perut dalam satu hari.
Masuknya HCL kedalam duodenum mengakibatkan terjadinya sekresi cairan pankreas, sekresi ini oleh HCL masih berlangsung ketika semua saraf yang menginevasi (pengaturaan rangasangan saraf) pankreas diputuskan. Saraf memegang peranan didalam sekresi cairan pankreas dari berkenaan dengan peranana hormonal terhadap sekresi cairan pankreas.
Zat aktif yang diperoleh dari ekstrak duodenum dikenal dengan nama sekretin yang meningkatkan pelarut enzim yang terdapat didalam cairan pankreas.cairan pankreas dihasilkan sebagai respons terhadap sekretin yang mempunyai berat jenis rendah,tapi mempunyai pH yang lebih tinggi jika dibandingkan dengancairan pankreasyang dihasilkan sebagai respons terhadap rangsangan saraf.
Cairan pankreas mempunyai pH kearah basa (pH 8,4). Hal ini disebabkan adanya NaHCO3 sebesar 0,3-0,6 % yang berfungsi menetralisir asam. Cairan pankreas mengandung 2 macam protein,yaitu Albumin dan Globulin dan mengandung 3 macam enzim yaitu : lipase,amilase, dan tripsin.

2.2 Konsep Dasar Penyakit
A. Pengertian
- Pankreastitis merupakan peradangan pada pankreas
- Pankreatitis merupakan penyakit yang serius pada pankreas dengan intensitas yang dapat berkisar muli dari kelainan yang relatif ringan dan sembuh sendiri hingga penyakit yang berjalan cepat dengan fatal yang tidak bereaksi terhadap berbagai pengobatan.(Brunner &Suddart; 2001 : 1338)
- Pankreatitis adalah kondisi inflamasi yang menimbulkan nyeri dimana enzim pankreas diaktifasi secara prematur mengakibatkan autodigestif dari pankreas. (Doengoes, 2000 : 558)
- Pankreatitis adalah peradangan pada pankreas yang paling sering dipicu oleh batu empedu atau alkohol (Stefan Silbernagi, 2002 : 161)
B. Klasifikasi
- Pankreatitis akut
· Merupakan peradangan pankreas yang terjadi secara tiba-tiba, bisa bersifat ringan atau berakibat fatal
· Terjadi secara tiba-tiba dan berlangsung selama suatu periode waktu yang singkat dan umumnya hilang sendiri
· 20% penderita pankreatitis akut mengalami beberapa pembengkakan pada perut bagian atas, pembengkakan ini bisa terjadi karena terhentinya pergerakan isi lambung dan usus atau karena pankreas yang meradang tersebut membesar dan mendorong lambung kedepan. Bisa juga terjadi pengumpulan cairan dalam rongga perut (asites).
· Pankreatitis akut adalah inflamasi pankreas yang biasanya terjadi akibat alkoholisme dan penyakit saluran empedu (Sandra M. Nettiana, 2001)
· Pankreatitis akut atau inflamasi pada pankreas terjadi akibat tercernamya organ ini oleh enzim-enzimnya sendiri, khususnya oleh tripsin (Brunner &Suddart, 2001 : 1339)
· Pankreatitis akut ditandai oleh mendadaknya nyeri epigastrium, yang sering menjalar kepunggung dan sering disertai mual dan muntah.


- Pankreatitis kronis
· Merupakan peradangan pankreas yang menahun
· Merupakan kelainan inflamasi yang ditandai oleh kehancuran anatomis dan fungsional yang progresif pada pankreas (Brunner &Suddart, 2001 : 1348)
· Pankreatitis kronis terjadi ketika enzim-enzim pencernaan menyerang dan merusak pankreas dan jaringan-jaringan dideaktnya, menyebabkan luka parut dan sakit
· Dinegara-negara tropis (Indonesia, India, Nigeria) pankreatitis kronis dengan sebab yang ttidak diketahui yang terjadi padaanak-anak dan dewasa muda bisa menyebabkana diabetes dan penumpukan kalsium di pankreas.


2.3 Etiologi
A. Pankreatitis akut
Tidak selalu mudah menentukan penyebab suatu episode pankreatitis akut, namun pada dasarnya dapat diakibatkan oleh infeksi, baik virus maupun bakteri, batu saluran empedu, alkohol atau obat-obatan tertentu sedangkan sebanyak 30 % tak diketahui penyebabnya
Faktor etiologi pankreatitis akut :
- Batu saluran empedu
- Infeksi virus atau bakteri
- Obat seperti steroid, diuretik tiazoid
- Hiperlipidemia, terutama frederickson tipe V
- Hiperparatiroidisme
- Asidosis ,eteabolik
- Uremia
- Imunologi seperti lupus erimatosus
- Pankreatitis gestasional karena ketidak seimbangan hormonal
- Toxin
- Lain-lain seperti gangguan sirkulasi, stimulasi vagal
B. Pankreatitis kronis
Di Amerika serikat, penyebab paling sering adalah alkoholisme, penyebab lainnya adalah faktor keturunan dan penyumbatan saluran pankreas yang disebabkan oleh penyempitan saluran atau kanker pankres, pada banyak kasus, penyebab pankreatitis kronis tidak diketahui.
Penyebab-penyebab utama dari pankreatitis kronis adalah alkoholisme, saluran pankreas yang terhalang adapun penyebab-penyebab lain pankreatitis kronis adalah kondisi-kondisi sejak lahir (pancreas divisum) cystic fibrosis, hyperkalsemia, hyperlipidemia/hypertriglyceridemia, beberapa obat-obatan, kondisi-kondisi tertekan autoummune.


2.4 Patofisiologi
A. Pankreatitis akut
Pankreatitis akut merupakan penyakit-penyakit yang terdiri dari dua fase, pertama fase awal yang disebsbkan efeksistemik pelepasan mediator inflamasi, disebut sindrom respon inflamsi sistemik (systemic inflammatory response syndrome (SIRS) yang berlangsung sekitar 72 jam. Gambarran klinisnya meryerupai sepsis, tetapi tidak ada bukti-bukti infeksi. Kedua, fase lanjut merupakan kegagalan keterlibatan sampai kegagalan multiorgan, yang biasanya dimulai pada awal minggu kedua, kegagalan fungsi salah satu organ merupakan penanda beratnya penyakit dan buruknya faktor prognnosis.

2.5 Tanda dan Gejala
A. Pankreatitis Akut
Hampir setiap penderita mengalami nyeri yang hebat di perut atas bagian tengah, dibawah tulang dada (stenum).Nyeri sering menjalar ke punggung.kadang nyeri pertama bisa dirasakan diperut bagian bawah.Nyeri ini biasanya timbul secara tiba-tiba dan mencapai intensitas maksimumnya dalam beberapa menit.Nyeri biasanya berat dan menetap selama berhari-hari.Bahkan dosis besar dari suntikan narkotikpun sering tidak dapat mengurangi rasa nyeri ini.
Sebagian besar penderita merasakan mual dan ingin muntah.Penderita Pankreatitis akut karena alkoholisme,bisa tidak menunjukan gejala lainnya, selain nyeri yang tidakl terlalu hebat.Sedangkan penderita lainnya akan terlihat sangat sakit,berkeringat denyut nadinya cepat (100-140 denyut per menit) dan pernafasannya cepat dan dangkal.
Pada awalnya suhu tubuh bisa normal,namun meningkat dalam beberapa jam sampai 37,8-38,8oC.tekanan darahnya bisa tinggi atau rendah,namun cenderung turun jika orang tersebut berdiri dan bisa menyebabkan pingsan.kadang-kadang bagian putih mata (Sklera) tampak kekuningan.
20 % penderita pankreatitis akut mengalami beberapa pembengkakan pada perut bagian atas.Pankreatitis akut yang berat bisa berakibat fatal.


B. Pankreatitis kronis
Kebanyakan orang dengan penkreatitis kronis mempunyai askit abdomen (perut) gejala-gejala lain termasuk mual, muntah, kehilangan berat badan, dan kotoran (fedes) yang berlemak. Gejala pankreatitis kronis umumnya terjadi dalam dua pola. Pertama, penderita mengalami nyeri perut bagian tengah yang menetap, kedua penderita mengalami episode pankreatitis yang timbul.
Orang-orang dengan penyakit kronis seringkali kehilangan berat-badan (BB),bahkan ketika nafsu makan dan kebiasaan makannya normal.Kehilangan BB terjadi karena tubuh tidak cukup mengeluarkan enzim-enzim pankreas untuk memecah makanan ,sehingga nutrisi-nutrisi tidak dapat diserap secara normal.Jika sel-sel pankreas yang memproduksi insulin telah dirusak,diabetes juga dapat berkembang pada tingkat ini.

2.6 Manifestasi Klinis
Nyeri abdomen yang hebat merupakan gejala utama pankratitis yang menyebabkan pasien datang ke rumah sakit. Rasa nyeri dan nyeri tekan abdomen yang disertai nyeri punggung, terjadi akibat iritasi dan edema pada pankreas.
Secara khas rasa sakit yang terjadi pada bagian tengah ulu hati. Umumnya rasa sakit ini menjadi semakin parah setelah makan dan tidak dapat diredakan dengan pemberain antasid. Rasa sakit ini dapat disertai dengan distensi abdomen.
Pasien tampak berada dalam keadaan sakit berat defens muskuler teraba pada abdomen. Ekimosis (memar) di daerah pinggang dan disekitar umbilikus merupakan tanda yang menunjkan adanaya pankreatitis haemorogik.
Mual dan muntah umumnya ditandai pada pasien pankreatitis akut. Gejala panas, ikterus, konfusidan agitas dapat terjadi. Pada fase lanjut, pasien datang dalam keadaan sindrom syok / hemodinamik yang tidak stabil.


2.7 Pemeriksaan Diagnostik

1. Scan –CT : menentukan luasnya edema dan nekrosis
2. Ultra sound abdomen : dapat digunakan untuk mengidentifikasi inflamasi pankreas pankreas, abses, karsinoma, psedositis
3. Endoskopi : menggambarkan duktus pankreas eberguna untuk diagnosa fistula, penyakit obstruksi bilier dan striktur
4. Aspirasi jarum penunjuk CT : menentukan adanaya infeksi
5. Foto abdomen : menunjukan dilatasi lubang usus besar berbatasan dengan pankreas
6. Pemeriksaan seri GI atas : menunjukan bukti pembesaran pankreas/inflamasi
7. Amilase serum : meningkat karena obstruksi aliran normal enzim pankreas
8. Amilase urine : meningkata dalam 2 – 3 hari setelah serangan
9. Lipase serum : meningkat brsama amilase
10. Bilibrubin serum : terjadi pengikatan umum
11. Fosfatase alkaline : meningkat bala pankreatitis disertai oleh panyakit bilier
12. Kalsium serum : hipokalsemaia dapat terlihat dalam 2-3 hari setelah timbul penyakit
13. Kalium : hipokalemia dapat terjadi karen akehilangan dari gaster, hiperkalamia dapat terjadi terhadap nekrosis jaringan, asidosis
14. Trigliserida : kadar dapat melebihi 1700mg/dl dan mungkin agen penyebab pankreatitis akut
15. LDH/AST (SGOT) : mungkin meningkat labih dari 15 x normal karena gangguan bilier dalam hati
16. Darah lengkap : SDM 10.000-25.000 terjadi pada 80 % pasien, HB biasanya meningkat sehubungan dengan muntah atau dari efusi cairan kedalam pankreas atau area retroperitoneal
17. Glukosa serum : menigkat sementara umum terjadi khusunya selama serangan awal akut
18. Feses : penngkatan kandungan lemak menunjukan gagal pencernaan lemak dan protein
19.
2.8 Penatalaksanaan
A. Pankreas akut
- penggantian cairan dan elektrelit
larutan yang diperintahkan dokter untuk resusitasi cairan adalah koloid atau ringer laktat (RL) penggantian cairan ini digunakan untuk memberikan perfusi penkreas
- pengistirahatan pankreas
Dianjurkan tirah baring untuk mengurangi laju metabolisme basal. Hal ini selanjutnya akan mengurangi rangsangan dari sekresi pankreas
- penatalaksanaan nyeri
analgetik diberikan untuk kenyamanan pasien
- pencegahan komplikasi
karena sebab utama kematian adalah sepsis maka antibiotika diberikan, antasid biasanya diberikan untuk mengurangi pengeluaran asam lambung dan duodenum


- Diet
tinggi kalori tinggi proteini rendah lemak pemberian enzim pankrea : pankreatin (viakose) pankrelipase (cotozym), pankrease
- intervensi bedah
terapi bedah mungkin diperlukan dalam kasus pankreatitis akut yang menyertai penyakit batu empedu
B. Pankreas kronis
Selama suatu serangkaian, yang sanagat penting adalah menghindari alkohol, menghindari semua makanan dan hanya meneriam cairan melalui infus, dapat mengistirahatkan pankreas dan usus juga bisa mengurangi rasa nyeri. Terapi pereda nyeri golongan narkotik, masih sering diperlukan mengurangi rasa nyeri, untuk mengurangi seranganm, dianjurkan makan 4-5 kali/hari, yang mengandung sedikit lemak dan protein, dan banyak karbohidrat.
Bila penderita terus menerus merasakan nyeri dan tidak ada komplikasi, biasanya dokter menyuntikan pengahambat nyeri ke syaraf pankreas.
Jika saluran pankreasnya melebar, pembuatan jalan pintas dari pankras ke usus halus akan mengurangi rasa nyeri pada sekitar 70 – 80 % penderita. Jika salurannya tidak melebar, sebagaian dari pankreas mungkin harus diangkat bersamaan dengan usus dua belas jari.
Dengan meminum tablet/ kkapsul yag mengandung ekstrak enzim pankreas pada saat makan, dapat membaut tinja menjadi kurang berlemak danmemperbaiki banyak penyerapan makanan. Bila perlu, alrutan antazid atau penghambat H2 dapat diminum bersamaan enzim pankreas, biasanya berat badan penderita akan menigkat.
Jika pengobatan tersebut tidak efektif, penderita dapat mencoba mengurangi asupan lemak, mungkin juga dibutuhkan tambahan vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E dan K)

BAB III : TINJAUAN KASUS (ASKEP)

Asuhan Keperawatan Pasa Klien Dengan Gangguan Pencernaaan Akibat pankreatitis
a. Asuhan keperawatan merupakan faktor penting dalam survival pasien dan dalam aspek-aspek pemeliharaan, rehabilitatif dan preventif perawatan kesehatan
b. Proses keperawatan merupakan susatu sistem yang cermat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah-masalah kesehatan dalam rangka memenuhi kebutuhan kesehatan seseorang. Proses keperawatan terdiri dari lima tahap : pengkajian, diagnosa keperawatan, perancanaan, pelaksanaan, evaluasi.




3.1 Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari pross keperawatan dan merupakan suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi kasus kesehatan klien.
Pengkajian pada klien dengan gangguan sistem pencernaan akibat pankreatitis meliputi :


1. Anamnesa
a. Biodata / identitas Klien
Meliputi data tentang :
· NAMA
· UMUR
· AGAMA
· SUKU BANGSA
· JENIS KELAMIN
· PENDIDIKAN
· PEKERJAAN
· STATUS PERKAWINAN
· ALAMAT
· TANGGAL MASUK
· TANGGAL PENGKAJIAN
· NO. MEDREK
· DIAGNOSA MEDIS
· GOLONGAN DARAH
Dimana faktor tersebut dapat menempatkan klien pada resiko pankreatitis akut.

2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
Keluhan utama merupakan keluahn yang diungkapkan oleh klien.
Keluhan yang mungkin muncul pada klien pankreatitis adalah nyeri pada bagian epigastrum, abdomen bawah/terlokalisir pada daerah torasika posterior dan lumbalis.
b. Riwayat kesehatan sekarang
Merupakan informasi mengenani hal-hal yang menyebabkan masalah kesehatan yang berkaitan dengan keluhan utama yang dirasakan pasien kedalam P,Q,R,S,T,yaitu :
P : Paliatif dan Provocative
Segala sesuatu yang memperberat (Provocative) dan memperingan keluhan (Paliatif).
Q : Qualitas atau Quantitative
Bagaimana klien merasakan keluhan tersebut dan seberapa sering keluhan tersebut dirasakan.
R : Region dan Radiasi
Daerah yang terkena serta apakah terjadi penyebaran.
S : Severity atau Scale
Apakah dengan adanya keluhan tersebut mengganggu aktifitas yang lain dan keluhan tersebut mengganggu aktivitas yang lain dan keluhan tersebut diukur dengan skala nyeri.
T : Timing
Kapan terjadinya nyeri apakah terus menerus ,atau hilang timbul, dan sejak kapan keluhan dirasakan.


Riwayat kesehatan juga mencakup pengkajian yang tetap tentang nyeri, lokasi, durasi, faktor-faktor pencetus dan hubungan nyeri dengan makanan, postur, minum alkohol, anoreksiam dan intoleransi makanan


c. Riwayat kesehatan terdahulu
Yaitu riwayat yang pernah dialami oleh klien, kaji apakah pernah mendapat operasi seperti colecystectomy, atau prosedur diagnotic seperti EKCP, kaji apakah pernah menderita masalah medis lain yang menyebabkan pankreatitis meliputi :
- Ulkus peptikum - hypoparathyronism
- Gagal ginjal - hyperlipidemia
- Vaskular disorder
Kajji apakah klien pernah mengidap infeksi virus dan buat catatan obat-obatan yang pernah digunakan
d. Riwayat kesehatan keluarga
Riwayat kesehatan keluarga yang terdapat pada keluarga meliputi apakah dalam keluarga klien yang ada memiliki penyakit yang sama dengan klien,penyakit keturunan dari keluarga atau penyakit menular yang diderita anggota keluarga.
Meliputi apakah dalam keluarga klien ada yang memiilki penyakit yang sama dengan klien, penyekit keturunan dari keluarga atau penyekit menular yagn diderita keluarga. Kaji riwayat kelaurga yagn mengkonsumsi alkohol, mengidap pankreatitis dan penyakit biliaris.
3. Keadaan Lingkungan Tempat tinggal
Keadaan lingkungan tempat tinggal merupakan keadaan tempat atau lingkungan dimana klien tinggal atau melakukan aktivitas sehari-harinya,baik itu bentuk rumah,ventilasi,penerangan,sanitasi lingkungan dan endemik.
4. Pengkajian psikososial
Pengguanaan alkohol secara berlebihan adalah hal yang paling sering menyebabkan pankreatitis akut, perlu dikaji riwayat penggunaan alkohol pada klien, kapan paling sering mengkonsumsi alkohol. Kaji apakah klein pernah mengalami trauma seperti kematian anggota keluarga, kehilangan pekrjaan yang berkontribusi terhadap peningkatan penggunaan alkohol
5. Pola aktivitas sehari-hari (ADL)
a) Nutrisi
(1) Makanan
Kaji jenis makanan,frekuensi,porsi/ jumlah kalori,makanan kesukaan,BB,TB,nafsu makan, adanya mual muntah,makanan pantangan dan cara makan.
Klien dapat meplaporkan adanya steatorea (feses berlemak, juga penuruanan BB (berat badan), mual, muntah. Perlu mengkaji status nutris klien dan catat faktor yang dapat menurunkan kebutuhan nutrisi.
(2) Minuman
Kaji jenis minuman yang biasa diminum,frekuensi,jumlah (cc),cara minum,pemasangan infus dan juga catat intake dan output.perlu juga dikaji tentang apakah klien alkoholisme atau bukan.
b) Eliminasi
(1) BAK (BuangAir Kecil)
Kaji frekuensi BAK,warna,penggunaan kateter,adanya bau ataudarah,jumlah urine output,adanya inkontinensia, hematuria, adanya kesulitan dan cara melakuakan.
(2).... BAB (Buang Air Besar)
Kaji frekuensi BAB,warna,adanya bau,darah,lendir, kosis-tensi,kesulitan,dan penggunaan pencahar serta cara melakukan..
Klien dapat meplaporkan adanya steatorea (feses berlemak. pastikan karakteristik dan frekuensi BAB (buang air besar).
c) Istirahat Tidur
Kaji waktu klien tidur baik siang maupun malam,lama tidur klien,masalah tidur,kegiatan yang dilakukan saat sebelum tidur,kaji juga kebiasaan pengantar tidur.
d) Kebersihan diri
Kaji kebersihan diri badan klien yaitu mandi,kebersihan mulut (gosok gigi),kebersihan rambut (keramas), gunting kuku.
e) Kebutuhan aktivitas
Kaji aktivitas sehari-hari,aktivitas diwaktu luang, latihan rutin yang dilakukan,jenisnya,frekuensi dan cara melakukannya


6. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan sistem tubuh secara menyeluruh dengan menggunakan teknik inspeksi, palpass, perkusi dan asukultasi.
a. Tanda-tanda vital
Kaji adanya peningkatan temperatur, takikardi dan penurunan tekanan darah. Demam merupakan gejala yang umumnya biasanya (dari 39oC) demam berkepanjangan dapat menandaakn adanza komplikasi GI dari penzekit seperti peritonitis, kolesistitis atau abses intra abdomen.
b. Sistem gastrointestinal
Pada pemeriksaan fisik ditemukan nzeri abdomen bagian atas dan terdenganr bunzi timpani. BU menurun atau hilang karena efek proses peradangan dan aktivitas enyim pada motilitas usus. Hal ini memperberat ketidakseimbangan cairan pada penyakit ini.
c. Sistem kardiovaskular
Efek sistemik lainnya dari pelepasan kedalam sirkulasi adalah vasodilatasi perifer yang pada gilirannya dapat menyebabkan hipootensi dan syok, penurunan perfusi pankreas dapat menyebabkan penurunan faktor depresan miokardial (MDF) faktor depresan miokardial diketahui dapat menurunkan kondtarktilitas jantung. Seluruh organ tubuh kemudian terganggu.
d. Sistem sirkulasi
Resusitasi cairan dini dan agresif diduga dapat mencegah pelepasan MDF. Aktivasi tripsin diketahui dapat mengakibatkan abnormalitas dalam koaglitas darah dan lisis bekuan.
e. Sistem respirasi
Pelepasan enzim-enzim lain diduga bnayak menyebabkan komplikasi pulmonal yang berhubungan dengan pankreatitis akut.
f. Sistem metabolisme
Komplikasi metabolik dari pankratitis akut termasuk hipokalsemia dan hiperlipidemia lemak disekitar daerah pankras yang meradang.
g. Sistem urinaria
Oliguria, azotemia atau trombosos vena renalis bisa menyebabkana gagal ginjal.
h. Sistem neurologi
Kaji perubahan tingkah laku dan sensori yang dapat berhubungan dengan penggunaan alkohol atau indikasi hipoksia yang disertai syok.
i. Sistem integumen
Membran mukosa kering, kulit dingin dan lembab, sianosis yang dapat mencerminkan dehidrasi ringan sampai sedang akibat muntah atau sindrom kebicoran kapiler. Perubahan warna keunguan pada panggul atau pada area periumbilikus terjadi pada nekrosis hemoragik yang luas.


3.2 Analisa Data

- DS : klien mengeluh nyeri pada perut atas bagian tengah
DO : nyeri terletak pada perut atas bagian tengah,
- ekspresi wajah meringis
- gelisah
- pasien memgang perut bagian tengah pada saat timbul nyeri
Masalah keperawatan : nyeri berhubungan dengan proses inflamasi
- DS : klien mengeluh mual
Klien mengatakan nafsu makan berkurang
DO : - klien muntah
- klien tampak lemah
- porsi makan tidak habis
Masalah keperawatan : nutrisi kurang dari kebutuhan
- DS : suhu tubuh > 38oC
Berat badan menuru
DO : - klien tampak kehausan
- klien mual muntah
Masalah keperawatan : defisit volume cairan
- DS : -
DO : - denyut nadi cepat (100-140x/menit)
- pernafasannya cepat dan dangkal
Masalah keperawatan : pola pernafasan yang tidak efektif
- DS : - klien dan keluarga bertanya tentang penyakit pasien
- klien dan keluarga bertanya tentang kebutuhan pengobatan penyakit klien
DO : - klien dan keluarga selalu bertanya-tanya
- klien terlihat cemas
- orientasi terhadap orang dan lingkungan kurang
Masalah keperawatan : gangguan aman, cemas
- DS : - klien mengatakan sering tidur terjaga
DO : - klien tampak lesu dan pucat
- terdapat nyeri pada perut atas bagian tengah
Masalah keperawatan : gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat tidur


3.3 Diagnosa Keperawatan
· Gangguan rasa nyaman nyeri b.d proses inflamasi
· Gangguan pemneuhan kebutuhan nutrisi : kurang dari kebutuhan b.d adanya mual muntah
· Defisit volume cairan b.d diaphoresis, mual, muntah
· Pola nafas tidak efektif b.d imobilisasi akibat nyeri yang hebat
· Gangguan rasa aman, cmas b.d kurang nya pengetahuan tentang kondisi, pragnosis dan kebutuhan pengobatan
· Gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat tidur b.d adanya stimulus nyeri

3.4 Perencanaan (tujuan, intervensi, rasionalisasi)

a. DX : gangguan rasa nyaman nyeri b.d proses inflamasi
- tujuan : nyeri hilang atau terkontrol
- intervensi dan rasionalisasi
Ø Selidiki keluhan verbal nyeri, lihat lokasi dan intensitas khusus (skala 0 – 10) catat faktor-faktor yang meningkatkan dan mengurangi nyeri
R :pengkajian dan pengedalian rasa nyeri sanag tpenting karena kegelisahan pasien mengingkatkan metabolieme tubuh yang akan menstimulasi sekresi enzim-enzim pankreas dan lambung
Ø Pertahankan tirah baring selama serangan akut, berikakn lingkungan yang tenang
R :menurunkan laju metabolik dan rangsangan / sekresi G I sehingga menurunkan aktivitas pankreas
Ø Ajarkan teknik distraksi relaksasi
R :mengalihkan perhatian dapat meningkatkan ambang nyeri / mengurangi nyeri


Ø Kolaborasi pemberian analgetika narkotika
R :analgetik narkotik efektif pada penghilangan nyeri


b. DX : gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi : kurang dari kebutuhan b.d adanya mual muntah
- tujuan : kebutuhan nutrisi klien terpenuhi selama intervansi keperawatan 2 x 24 jam, tidak malnutrisi
- intervensi dan rasionalisasi
Ø Kaji abdomen, catat karakter BU, distensi abdomen dan keluhan mual
R :distensi usus dan atoni usus sering terjadi, mengakibatkan tak adanya BU (bisisng usus)
Ø Berikan perawatan oral hygiene
R :menurunkan rangsangan muntah
Ø Bantu pasien dalam pemilihan makanan/cairan yang memenuhi kabutuhan nutrisi dan pembatasan bila diet dimulai
R :kebiasaan diet sebelumnya mungkin tidak memuaskan pada kebutuhan saat ini untuk regenerasi jaringan dan penyembuhan
Ø Observasi warna/konsistensis/jumlah feses. Catat konsistensi lembek/bau busuk
R :steatorea terjadi karena pencernaan lemak tak sempurna
Ø Tes urine untuk gula dan aseton
R :deteksi dini pada penggunaan glukosa tak adekuat dapat mencegah terjadinya ketoasidosis


c. DX : defisit volume cairan tubuh pasien terpenuhi
- tujuan : volume cairan tubuh pasien terpenuhi
- intervensi dan rasionalisasi
Ø Ukur masukan dan keluaran cairan termasuk muntah/aspirasi gaster
R :indikator kebutuhan penggantian
Ø Timbang berat badan sesuai indikasi
R :penurunan berat badan menunjukan hipovolemia
Ø Auskultasi bunyi jantung, catat frekuensi dan irama
R :distrimia dapat menunjukan hipovolemia dan ketidakseimbangan elektrolit umumnya hipokalemia/hipokalsemia
Ø Kolaborasi pemberian cairan sesuai indikasi
R :untuk meningkatkan mobilisasi cairan kembali kedalam area vaskular.

d. DX : pola nafas tidak efektif b.d imobilisasi akibat nyeri yang hebat
- tujuan : perbaikan fngsi pernafasan (respiratorius)
- intervensi dan rasionalisasi
Ø Kaji status pernafasan (frekuensi, pola, suara, nafas) pulsa oksimetri dan gas darah arteri
R :pankreatitis akut menyebabkan edema retro peritonial, elevasi difragma, efusi pleura
Ø Pertahankan posisi semi fowler
R :penurunan tekanan pada diafragma dan memungkinkan ekspansi paru yang lebih besar
Ø Beritahukan pasien untuk relaksasi nafas dalam dan batuk efektif setiap jam sekali
R :akan membersihkan saluran nafas
Ø Bantu pasien mengubah psisi tiap 2 jam sekali
R :membantu aerasi dan drainse semua lobus paru


e. DX : gangguan rasa aman, cemas b.d kurangnya pengtahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan
- tujuan : rasa aman cemas b.d kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan
- intervensi dan rasionalisasi
Kaji ulang penyebab khusus terjadinya episode dan prognosis
R :memberikan dasar pengetauan dimana pasien dapat membuat pilihan informasi
Ø Diskusikan penyebab lain/faktor yang berhubungan
R :penghindaran dapat membantu membatasi kerusakan dan mencegah terjadinya kondisi kronis
Ø Anjurkan menghentikan merokok
R :nikotin merangsang sekresi gaster dan aktivitas pankreas yang tidak perlu
Ø Berikan penyuluhan kesehatan tentang kondisi prognosis dan kebutuhan pengobatan
R :pasien dapat mengetahui tentang kondisi penyakitnya, prognosis dan kebutuhan pengobatan


f. DX : gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat tidur b.d adanya simulus nyeri
- tujuan : kebutuhan istirahat tidur klien terpenuhi
- intervensi dan rasionalisasi
Ø Kaji tentang kebutuhan istirahat tidur klien
R :pengkajian terhadap kebutuhan istirahat tidur dapat menemukan masalah gangguan istirahat tidur pasien
Ø Ciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman
R :lingkungan yang tenang dan nyaman dapat membantu pasieni istirahat tidur
Ø Atur posisi tidur senyaman mungkin
R :posisi yang nyaman dapat membantu pasien untuk istirahat tidur.


BAB IV : PENUTUP

4.1 Kesimpulan

- Pankreatitis (lnflamasi pankreas) merupakan penyakit yang serius pada pankreas denga intensitas yang dapat berkisar mulai dari kelainan yang relatif tingan dan sembuh sendiri hingga penyakit yang berjalan dengan cepat dan fatal yang tidak bereaksi terhadap berbagai pengobatan (Brunner &suddart : 1338)
- Pankreatitis adalah kondisi inflamasi yang menimbulkan nyeri dimana enzim pankreas diaktifasi secara prematur mengakibatkan autodigestif dari pankreas. (Doengoes, 2000 : 558)
- Pankreatitis akut atau inflamasi pada pankreas terjadi akibat tercernamya organ ini oleh enzim-enzimnya sendiri, khususnya oleh tripsin (Brunner &Suddart, 2001 : 1339)
- Merupakan kelainan inflamasi yang ditandai oleh kehancuran anatomis dan fungsional yang progresif pada pankreas (Brunner &Suddart, 2001 : 1348).


4.2 Saran
- Semoga Buku ini dapat menambah wawasan kita tentang Asuhan Keperawatan pada klien dengan gangguan pencernaan akibat pankreatitis
- Hindari minuman alkohol, karena alkoholisme merupakan etiologi/faktor penyebab timbulnya pankreatitis
- Kita selaku perawat yang profesional harus memiliki keterampilan yang cukup tinggi selain adanya ilmu yang mendasari dan sikap yang mendukung terhadap terwujudnya suatu bentuk pelayanan kesehatan yang optimal
- Dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien yang mengalami gangguan sistem pencernaan akibat pankreatitis, perawat harus mempunyai ilmu dan keterampilan khusus yang mendukung terhadap tercapainya Asuhan Keperawatan yang adekuat.






Daftar Pustaka 

Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8, Jakarta : EGC

Mansoer, Arief, dkk. 2001 Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3, Jakarta : Media Aseculapius Fakultas Kedokteran UI.

Nito, Imran. 2007. Catatan Harian dr. Imran, Jakarta : di kutip dari http://www.google.co.id

Silbernagi, Stefan.2007. Teks & Atlas Berwarna Patofisiologi, Jakarta : EGC.

Syaifuddin .2002. Fungsi Sistem Tubuh Manusia, Jakarta : Widya Medika

Gleadle, Jonathan. 2003. At a Glance Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik, Jakarta : Erlangga 


Oleh : Lukmanulhakim




















Lukmanulhakim_Ners
Saya seorang perawat di RS TNI AD Dustira Cimahi
Newer Oldest

Related Posts

1 comment

  1. best youtube gambling youtube
    youtube gambling youtube gambling youtube youtube youtube youtube gambling youtube youtube youtube youtube gambling youtube youtube youtube gambling youtube mp3 juice youtube youtube youtube youtube youtube gambling youtube youtube youtube More on: YouTubeGamblingIsabellaBetOnline

    ReplyDelete

Post a Comment