Askep Distres Spiritual

3 comments


ASUHAN KEPERAWATAN PADA DISTRES SPIRITUAL
Oleh :
Lukmanulhakim,AMd.Kep


Pengertian :
  • Distres spiritual adalah kerusakan kemampuan dalam mengalami dan mengintegrasikan arti dan tujuan hidup seseorang dengan diri, orang lain, seni, musik, literature, alam dan kekuatan yang lebih besr dari dirinya (Nanda, 2005).
  • Definisi lain mengatakan bahwa distres spiritual adalah gangguan dalam prinsip hidup yang meliputi seluruh kehidupan seseorang dan diintegrasikan biologis dan psikososial (Varcarolis, 2000).
  • Dengan kata lain kita dapat katakan bahwa distres spiritual adalah kegagalan individu dalam menemukan arti kehidupannya.

Patofisiologi :
  • Patofisiologi distress spiritual tidak bisa dilepaskan dari stress dan struktur serta fungsi otak.
  • Stress adalah realitas kehidupan manusia sehari-hari. Setiap orang tidak dapat dapat menghindari stres, namun setiap orang diharpakan melakukan penyesuaian terhadap perubahan akibat stres. Ketika kita mengalami stres, otak kita akan berespon untuk terjadi. Konsep ini sesuai dengan yang disampikan oleh Cannon, W.B. dalam Davis M, dan kawan-kawan (1988) yang menguraikan respon “melawan atau melarikan diri” sebagai suatu rangkaian perubahan biokimia didalam otak yang menyiapkan seseorang menghadapi ancaman yaitu stres.
  • Stres akan menyebabkan korteks serebri mengirimkan tanda bahaya ke hipotalamus. Hipotalamus kemudian akan menstimuli saraf simpatis untuk melakukan perubahan. Sinyal dari hipotalamus ini kemudian ditangkap oleh sistem limbik dimana salah satu bagian pentingnya adalah amigdala yang bertangung jawab terhadap status emosional seseorang. Gangguan pada sistem limbik menyebabkan perubahan emosional, perilaku dan kepribadian. Gejalanya adalah perubahan status mental, masalah ingatan, kecemasan dan perubahan kepribadian termasuk halusinasi (Kaplan et all, 1996), depresi, nyeri dan lama gagguan (Blesch et al, 1991).
  • Kegagalan otak untuk melakukan fungsi kompensasi terhadap stresor akan menyebabkan seseorang mengalami perilaku maladaptif dan sering dihubungkan dengan munculnya gangguan jiwa. Kegagalan fungsi kompensasi dapat ditandai dengan munculnya gangguan pada perilaku sehari-hari baik secara fisik, psikologis, sosial termasuk spiritual.
  • Gangguan pada dimensi spritual atau distres spritual dapat dihubungkan dengan timbulnya depresi.
  • Tidak diketahui secara pasti bagaimana mekanisme patofisiologi terjadinya depresi. Namun ada beberapa faktor yang berperan terhadap terjadinya depresi antara lain faktor genetik, lingkungan dan neurobiologi.
  • Perilaku ini yang diperkirakan dapat mempengaruhi kemampuan seseorang dalam memenuhi kebutuhan spiritualnya sehingga terjadi distres spritiual karena pada kasus depresi seseorang telah kehilangan motivasi dalam memenuhi kebutuhannya termasuk kebutuhan spritual.

Karakteristik Distres Spritual menurut Nanda (2005) meliputi empat hubungan dasar yaitu :
  1. Hubungan dengan diri
  1. Ungkapan kekurangan
  1. Harapan
  2. Arti dan tujuan hidup
  3. Perdamaian/ketenangan
  4. Penerimaan
  5. Cinta
  6. Memaafkan diri sendiri
  7. Keberanian
  1. Marah
  2. Kesalahan
  3. Koping yang buruk
  1. Hubungan dengan orang lain
  1. Menolak berhubungan dengan tokoh agama
  2. Menolak interaksi dengan tujuan dan keluarga
  3. Mengungkapkan terpisah dari sistem pendukung
  4. Mengungkapkan pengasingan diri
  1. Hubungan dengan seni, musik, literatur, dan alam
  1. Ketidakmampuan untuk mengungkapkan kreativitas (bernyanyi, mendengarkan musik, menulis)
  2. Tidak tertarik dengan alam
  3. Tidak tertarik dengan bacaan keagamaan
  1. Hubungan dengan kekuatan yang lebih besar dari dirinya
  1. Ketidakmampuan untuk berdo’a
  2. Ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam kegiatan keagamaan
  3. Mengungkapkan terbuang oleh atau karena kemarahan Tuhan
  4. Meminta untuk bertemu dengan tokoh agama
  5. Tiba-tiba berubah praktik agama
  6. Ketidakmampuan untuk introspeksi
  7. Mengungkapkan hidup tanpa harpaan, menderita

Penyebab :
Menurut Vacarolis (2000) penyebab distres spiritual adalah sebagai berikut :
  • Pengkajian Fisik Abuse
  • Pengkajian Psikologis Status mental, mungkin adanya depresi, marah, kecemasan, ketakutan, makna nyeri, kehilangan kontrol, harga diri rendah, dan pemikiran yang bertentangan (Otis-Green, 2002).
  • Pengkajian Sosial Budaya dukungan sosial dalam memahami keyakinan klien (Spencer, 1998).

Pengkajian Spiritual
Salah satu instrumen yang dapat digunakan adalah Puchalski’s FICA Spritiual History Tool (Pulschalski, 1999) :
  • F : Faith atau keyakinan (apa keyakinan saudara?) Apakah saudara memikirkan diri saudara menjadi sesorang yang spritual ata religius? Apa yang saudara pikirkan tentang keyakinan saudara dalam pemberian makna hidup?
  • I : Impotance dan influence. (apakah hal ini penting dalam kehidupan saudara). Apa pengaruhnya terhadap bagaimana saudara melakukan perawatan terhadap diri sendiri? Dapatkah keyakinan saudara mempengaruhi perilaku selama sakit?
  • C : Community (Apakah saudara bagian dari sebuah komunitas spiritual atau religius?) Apakah komunitas tersebut mendukung saudara dan bagaimana? Apakah ada seseorang didalam kelompok tersebut yang benar-benar saudara cintai atua begini penting bagi saudara?
  • A : Adress bagaimana saudara akan mencintai saya sebagai seorang perawat, untuk membantu dalam asuhan keperawatan saudara?
  • Pengkajian aktifitas sehari-hari pasian yang mengkarakteristikan distres spiritual, mendengarkan berbagai pernyataan penting seperti :
  • Perasaan ketika seseorang gagal
  • Perasaan tidak stabil
  • Perasaan ketidakmmapuan mengontrol diri
  • Pertanyaan tentang makna hidup dan hal-hal penting dalam kehidupan
  • Perasaan hampa

Faktor Predisposisi :
  • Gangguan pada dimensi biologis akan mempengaruhi fungsi kognitif seseorang sehingga akan mengganggu proses interaksi dimana dalam proses interaksi ini akan terjadi transfer pengalaman yang pentingbagi perkembangan spiritual seseorang.
  • Faktor frediposisi sosiokultural meliputi usia, gender, pendidikan, pendapattan, okupasi, posisi sosial, latar belakang budaya, keyakinan, politik, pengalaman sosial, tingkatan sosial.

Faktor Presipitasi :
  • Kejadian Stresful
Mempengaruhi perkembangan spiritual seseorang dapat terjadi karena perbedaan tujuan hidup, kehilangan hubungan dengan orang yang terdekat karena kematian, kegagalan dalam menjalin hubungan baik dengan diri sendiri, orang lain, lingkungan dan zat yang maha tinggi.
  • Ketegangan Hidup
Beberapa ketegangan hidup yang berkonstribusi terhadap terjadinya distres spiritual adalah ketegangan dalam menjalankan ritual keagamaan, perbedaan keyakinan dan ketidakmampuan menjalankan peran spiritual baik dalam keluarga, kelompok maupun komunitas.

Penilaian Terhadap Stressor :
  • Respon Kognitif
  • Respon Afektif
  • Respon Fisiologis
  • Respon Sosial
  • Respon Perilaku

Sumber Koping :
Menurut Safarino (2002) terdapat lima tipe dasar dukungan sosial bagi distres spiritual :
  1. Dukungan emosi yang terdiri atas rasa empati, caring, memfokuskan pada kepentingan orang lain.
  2. Tipe yang kedua adalah dukungan esteem yang terdiri atas ekspresi positif thingking, mendorong atau setuju dengan pendapat orang lain.
  3. Dukungan yang ketiga adalah dukungan instrumental yaitu menyediakan pelayanan langsung yang berkaitan dengan dimensi spiritual.
  4. Tipe keempat adalah dukungan informasi yaitu memberikan nasehat, petunjuk dan umpan balik bagaimana seseorang harus berperilaku berdasarkan keyakinan spiritualnya.
  5. Tipe terakhir atau kelima adalah dukungan network menyediakan dukungan kelompok untuk berbagai tentang aktifitas spiritual. Taylor, dkk (2003) menambahkan dukungan apprasial yang membantu seseorang untuk meningkatkan pemahaman terhadap stresor spiritual dalam mencapai keterampilan koping yang efektif.

PSIKOFARMAKA :

  • Psikofarmaka pada distres spiritual tidak dijelaskan secara tersendiri. Berdasarkan dengan Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ) di Indonesia III aspek spiritual tidak digolongkan secara jelas apakah masuk kedalam aksis satu, dua, tiga, empat atau lima

Diagnosa :
  • Distters Spritual

Intervensi :
  • Sp. 1-P : Bina hubungan saling percaya dengan pasien, kaji faktor penyebab distress spiritual pada pasien, bantu pasien mengungkapkan perasaan dan pikiran terhadap agama yang diyakininya, bantu klien mengembangkan kemampuan untuk mengatasi perubahan spritual dalam kehidupan.
  • Sp. 2-P : Fasilitas klien dengan alat-alat ibadah sesuai keyakinan klien, fasilitas klien untuk menjalankan ibadah sendiri atau dengan orang lain, bantu pasien untuk ikut serta dalam kegiatan keagamaan.


RENCANA KEPERAWATAN DISTRES SPIRITUAL
Nama Klien :
Ruang :

No.

Diagnosis Keperawatan

Perencanaan

Intervensi

Tujuan

Kriteria Evaluasi

1

Distres spritual

TUM :

Klien mampu menyatakan mencapai kenyamanan dari pelaksanaan praktik spiritual sebelumnnya dan merasa kehidupannya berarti/bermakna

TUK I :

Setelah dua kali pertemuan Klien dapat membina hubungan saling percaya

1.       Ekspresi wajah bersahabat, menunjukkan rasa senang ada kontak mata, mau berjabat tangan, mau menyebutkan nama, mau menjawab salam, mau duduk berdampingan dengan perawat, mau mengutarakan masalah yang dihadapi.

1.     Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip dan teknik komunikasi terapeutik :

  1. Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
  2. Perkenalkan diri dengan sopan
  3. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien
  4. Jelaskan tujuan pertemuan
  5. Jujur dan menepati janji
  6. Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
  7. Beri perhatian kepada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien

 

2

TUK 2 :

Setelah satu kali pertemuan klien dapat mengatakan kepada perawat atau pemimpin spiritual tentang kondlik spiritual dan kegelisahannya.

2.1 Klien mampu

  1. Mengungkapkan harapan masa depan yang positif.
  2. Mengungkapkan arti hidup
  3. Mengungkapkan optimis
  4. Mengungkapkan keyakinan dalam diri
  5. Mengungkapkan keyakinan kepada orang lain
  6. Menentukan tujuan hidup

 

2.1.1 Gunakan komunikasi terapeutik untuk membina hubungan saling percaya dan menunjukkan empati.

2.1.2 Menggunakan alat untukmemonitor dan mengevaluasi spiritual well-being sebagai pendekatan

2.1.3 Mendorong individu untuk melihat kembali masa lalu dan memfokuskan pada kejadian dan hubungan yang memberikan kekuatan dan dukungan spiritual

2.1.4 Rawat klien dengan bermartabat dan hormat dengan cara menghargai pendapat dan keyakinan klien.

2.1.5 Dorong partisipasi dalam hubungan dengan anggota keluarga, teman dan orang lain.

2.1.6 Jaga privacy dan ketenangan untuk kegiatan spiritual

2.1.7 Dorong partisipasi dalam kelompok spiritual sesuai dengan keyakinan yang dianut.

 

3

TUK 3 :

Setelah atau kali pertemuan kali dapat mendiskusikan dengan perawat hal penting yang memberikan makna dalam kehidupannya dimasa yang lalu.

 

  1. Klien mampu
  1. Mencintai diri sendiri dan orang lain dengan mengungkapkan penerimaan terhadap dirinya sendiri maupunorang lain
  2. Berdoa menurut keyakinannya masing-masing
  3. Melakukan ibadah
  4. Berpartisipasi dalam upcara keagamaan
  5. Berpartisipasi dalam pengobatan
  6. Berinteraksi dengan tokoh agama
  7. Berhubungan dengan diri sendiri orang lain yang
  8. Berhubungan dengan orang lain
  9. Berinteraksi dengan orang lain untuk berbagi perasaan dan keyakinan

 

  1. Mendorong klien untuk menulis dalam daftar kegiatan hariannya setiap hari untuk mengekpresikan pemikiran dan saran refleksi.
  2. Menyediakan musik, literatur, radio atau program TV spritual secara individu
  3. Terbuka terhadap pernyataan individu terhadap kesepian dan kekuatannya
  4. Dorong menggunakan sumber-sumber spiritual seperti tokoh-tokoh agama, literatur-literatur atau buku yang sesuai dengan keyakinan, tersedianya tempat-tempat beribadah dan alat-alat dalam menjalankan ritual keyakinannya.
  5. Menyerahkan ke tokoh agama yang pilih
  6. Gunakan teknik klarifikasi untuk membantu individu mengklarifikasi keyakinan dan nilai
  7. Mendengarkan perasaan individu
  8. Menunjukkan empati
  9. Fasilitas individu untuk meditasi, berdoa, tradisi religius lainnya dan ritual
  10. Dengarkan dengan hati-hati komunikasi individu dan mengembangkan waktu untuk berdoa atau ritual keagamaan
  11. Yakinkan individu bahwa perawat akan mendukung individu pada saat menderita/masa kulit
  12. Terbuka kepada individu tentang sakit dan kematian
  13. Bantu individu untuk mengungkapkan dan mengurangi kemaharan.

 

4

TUK 4 :

Setelag tiga kali pertemuan klien dapat mempertahankan pemikiran dan perasaannya tentang spiritual

 

  1. Klien mampu
  1. Melakukan ADL
  2. Melaksanakan keyakinannya sesuai dengan perannya
  3. Mengungkapkan perasaannya terkait dengan keyakinannya
  4. Mengontrol aktifitas spiritualnya
  5. Memilih pelayanan spiritual yang diperlukan

 

  1. Mendorong klien untuk menulis dalam daftar kegiatan hariannya setiap hari untuk mengekpresikan pemikiran dan saran refleksi.
  2. Menyediakan musik, literatur, radio atau program TV spritual secara individu
  3. Terbuka terhadap pernyataan individu terhadap kesepian dan kekuatannya
  4. Dorong menggunakan sumber-sumber spiritual seperti tokoh-tokoh agama, literatur-literatur atau buku yang sesuai dengan keyakinan, tersedianya tempat-tempat beribadah dan alat-alat dalam menjalankan ritual keyakinannya.
  5. Menyerahkan ke tokoh agama yang pilih
  6. Gunakan teknik klarifikasi untuk membantu individu mengklarifikasi keyakinan dan nilai
  7. Mendengarkan perasaan individu
  8. Menunjukkan empati
  9. Fasilitas individu untuk meditasi, berdoa, tradisi religius lainnya dan ritual
  10. Dengarkan dengan hati-hati komunikasi individu dan mengembangkan waktu untuk berdoa atau ritual keagamaan
  11. Yakinkan individu bahwa perawat akan mendukung individu pada saat menderita/masa kulit
  12. Terbuka kepada individu tentang sakit dan kematian
  13. Bantu individu untuk mengungkapkan dan mengurangi kemaharan.

 









STRESS MANAGEMENT

Stress :
  • Setiap hari dampak dari kehidupan.
  • Stress bisa baik.
  • Stress yang berlebihan dapat membahayakan

Positive Stess Results :
  • Lebih konsentrasi lagi
  • Increases performance
  • Memberikan energi untuk termotivasi lagi

Negative Stress Results :
  • Loss of motivation
  • Kurang efektif
  • Physical, mental and behavioral problems

What Stresses You Out ?
  • Money
  • Traffic
  • Health/Medical issues
  • Lack of Free time
  • Relationship : family & friends
  • Job related stress :
  • Work load

Stress Signs
Physical Stress Signs :
  • Increased heart rate/ Increased blood preassere
  • Muchles tightening
  • Cold clammy hands
  • Fatigue
  • Sleepleeness
  • Longer recovery from injury
  • Stomach or bowel upset
  • Headaches
  • Backaces
  • Change in eating habiths : lost of appetite/overeating
  • Restlessbes/irrutabillity
  • Increased illness

Mental Stress Signs
  • Anxiety
  • Forgetfulness
  • Depression
  • Apathy/lack of interest
  • Confucion
  • Lowered sel esteem
  • Increased anger
  • Exessive fear
  • Worry
  • Decreased self-confidence

Behavioral Signs fo Stress
  • Hostility
  • Iriitability
  • Under/over eating
  • Decreased ability to concentrate
  • Memory problems/forgetfulness
  • Frequent use of cigarettes or alcohol
  • Clumsiness
  • Withdrawal form usual activities
  • Poor performance
  • Absenteeism
  • High accident raes
  • Making moro mistakes

Impact of Stress
Impact on health of an individual
  • Back pain
  • Headaches
  • Stomachahes
  • Ulcers
  • High Blood Preassure
  • Heart Attack or Stroke
Impact on the health of an organization
  • Increased health insurance costs
  • Lost work days
  • Stress related workfes compensation claims
  • Lower Productivity
Over 75 % of industrial accidents are rooted in stress.

How To Manage Stress
Mental Tehcniques
  • Time management
  • Organize
  • Problem solving attitude
  • Think Positive
Pengalihan
  • Music
  • Hobbies
  • Play
  • Learning
  • Vacation

Phyrical Techniques
  • Body scan – relax – let go
  • Deep breathing
  • Exercise
  • Meditation
  • Nutrition
  • Rest
  • Laughter

Workplace Skills
  • Delegate
  • Anticipate problems
  • Be assertive
  • Organize
  • Balance work and personal time

Organizational Stress Management Initiatives
Organisational Inititives
  • Improvements in the physical work environment
  • Changes in Job design
  • Changes in workloads an deadlines
  • Changes in work schedules
  • More flexible hours
  • Increased employee participation
  • Team building
  • Time management workshops
  • Job burnout workshops
  • Training in relaxtion techniques
  • Career counseling

MEKANISME KOPING INDIVIDU TIDAK EFEKTIF

Standar Asuhan Keperawatan Mekanisme Koping Individu Tidak Efektif
  1. Pengertian Mekanisme Koping Individu Tidak Efektif
  1. Ketidakmampuan untuk membentuk penilaian yang benar dari stresor, pemilihan respon yang tidak adekuat dan atau ketidakmampuan dalam menggunakan sumber-sumber yang tersedia (Nanda, 2005).
  2. Kerusakan perilaku adaptif dan kemampuan menyelesaikan masalah seseorang dalam menghadapi tuntutan peran dalam kehidupan (Townsend, 1998)
  3. Koping individu, tidak efektif terjadi bila seorang individu mengalami atua beresiko mengalami ketidakmampuan menangai ansietas karena tidak mempunyai kemampuan secara fisik, perilaku maupun kogntifi (Keliat, et, all, 2006).

  1. Proses Keperawatan Koping Individu Tidak Efektif
Pengkajian :
  1. Pengkajian Fisik
Berupa kenaikan tekanan darah, peningkatan ketegangan otot dileher, bahu dan punggung, peningkatan denyut nadi dan pernapasan, telapak tangan berkeringat, tangan dan kaki dingin, postur tubuh yang tidak tegap, keletihan, sakit kepala, gangguan pada daerah lambung, suara yang bernada tinggi, mual, muntah, diare, perubahan nafsu makan, perubahan berat badan, perubahan frekwensi berkemih, gelisah, sulit untuk tertitur atau sering terbangun saat tidur dan dilatasi pupil.
  1. Pengkajian Psikologis
Yang perlu dikaji meliputi adanya ansietas, depresi, marah, kecemasan, ketakutan, kehilangan kontrol, harga diri rendah, perasaan tidak adekuat, kehilangan motivasi, ketidakmampuan memenuhi peran yang diharpakan (mengalami ketegangan peran, konplik peran), mengungkapkan kesulitan kehidupan, perilaku destruktif (merusak diri, penyalahgunaan zat), rasa khawatir kronis, suka berbohong dan manipulasi (Potter & Perry, 2005).
  1. Pengkajian Sosial Budaya
Difokuskan pada dukungan sosial dalam memahami pengalaman klien, persepsi budaya terhadap nyeri, penderitaan dan sakit deskriminasi atau perlakuan yang berbeda, atau adanya rasisme dimana terdapat perbedaan pencapaian individu dalam ras atau kelompok tertentu yang merasa lebih tinggi (Stuart, 2007).
  1. Pengkajian Spritual
Berhubungan dengan keyakinan dan pencarian makna hidup individu itu sendiri. Apakah keyakinan individu itu berpengaruh terhadap perilaku seseorang. Pengkajian spiritual ini berdampak sekali kepada koping seseorang. Ini bisa dirasakan ketika seseorang mengalami kegagalan, perasaan tidak stabil, ketidakmampuan mengontrol diri, dan merasakan perasaan hampa.

  1. Diagnosa Keperawata
  2. Intervensi Keperawatan
Adapun rencana tindakan keperawatan ini dikembangkan sebagai intervensi generalis dan spesialis dalam asuhan keperawatan jiwa.
  1. Generalisasi :
Rencana asuhan keperawatan jiwa pada tahap generalis ditujukan kepada pasien dan keluarganya sebagai berikut :
Rencana tindakan keperawatan untuk pasien
Tujuan Umum :
Pasien mampu menggunakan koping yang konstruktif untuk mengatasinya stressnya.
Tujuan Khusus :
  1. Pasien mampu mengenal koping individu tidak efektif
  2. Pasien mempu mengatasi koping individu tidak efektif
  3. Pasien mampu memperagakan dan menggunakan koping yang konstruktif untuk mengatasi masalahnya

Tindakan Keperawatan :
  1. Bina hubungan saling percaya
  1. Mengucapkan salam terapeutik
  2. Berjabat tangan
  3. Membuat kontrak topik, waktu dan tempat setiap kali bertemu pasien
  1. Kaji status koping yang digunakan klien
  1. Tentukan kapan mulai terjadi perasaan tidak nyaman, gejala, hubungannya dengan peristiwa dan perubahannya
  2. Kaji kemampuan untuk menghubungkan fakta-fakta dengan pengalaman perilaku yang tidak menyenangkan
  3. Dengarkan dengan cermat dan amati ekpsresi wajah, gerakan tubuh, kontrak mata, posisi tubuh, intonasi, dan intensitas suara pasien.
  4. Tentukan resiko adanya tindakan membahayakan diri sendiri dan berikan tindakan yang dibutuhkan.
  1. Berikan dukungan jika klien mengungkapkan perasaannya
  1. Jelaskan bahwa perasaan-perasaan yang dimilikinya memang sulit untuk dihadapi.
  2. Jika individu menjadi pesimis, upayakan untuk lebih memberikan harapan dan pandangan realistis.
  1. Motivasi untuk melakukan evaluasi perilakunya sendiri
  1. Apa yang positif pada dirinya
  2. Apa yang perlu ditingkatkan
  3. Apa yang dipelajari tentang dirinya dan self reinforcement
  1. Bantu klien untuk memecahkan masalah dengan cara yang konstruktif
  1. Identifikasi masalah yang dirasakan
  2. Identifikasi penyebab masalah
  3. Gali cara klien menyelesaikan masalah masa lalu
  4. Diskusikan beberapa cara menyelesaikan masalah
  5. Diskusikan keuntungan dan kerugian dari setiap pilihan
  6. Bantu klien memilih cara penyelesaian masalah yang berhasil
  1. Ajarkan alternatif koping yang konstruktif seperti :
  1. Bicara terbuka dengan orang lain untuk kekuatan sosial
  2. Kegiatan fisik untuk pemulihan kekuatan fisik
  3. Melakukan cara berfikir yang konstruktif untuk kemampuan kognitif
  4. Melakukan aktivitas konstruktif untuk kekuatan psikomotor
Tindakan keperawatan untuk keluarga
  1. Tujuan Umum
Keluarga mampu menggunakan koping yang konstruktif untuk mengatasinya stres pada anggota keluarganya.
  1. Tujuan Khusus
  1. Keluarga mampu mengenal koping individu tidak efektif pada anggota keluarganya.
  2. Keluarga mampu memahami proses terjadinya masalah koping tidak efektif pada anggota keluarganya.
  3. Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang masalah mengalami koping tidak etektif
  4. Keluarga mampu mempraktekan cara merawat anggota keluarga dengan masalah koping individu tidak efektif
  5. Keluarga mampu merujuk anggota keluarga yang mengalami koping tidak efektif
Tindakan Keperawatan
  1. Diskusikan tentang pengertian koping tidak efektif
  2. Diskusikan tentang tanda dan gejala koping tidak efektif
  3. Diskusikan tentang penyebab koping tidak efektif
  4. Diskusikan tentang cara merawat pasien dengan koping tidak efektif dengan cara :
  1. Membantu pasien mengenal koping yang tidak efektif
  2. Mengajarkan pasien mengembangkan koping yang sehat
  1. Bicara dengan orang lain
  2. Melakukan aktivitas yang konstruktif
  3. Olah raga dan aktivitas fisik lainnya.
  1. Dampingi keluarga menerapakan cara merawat pasien langsung
  2. Diskusikan bagaiaman cara merujuk anggota keluarga jika sudah tidak dapat ditangani dirumah.

Terapi Spesialis
  1. Terapi Individu
  1. Cognitif Behavior Therapy : sebagai mekanisme proteksi agar kecemasan dan stres yang dihadapi individu tidak mengancam.
  2. Gestals therapy : memfokuskan pada peningkatan kesadaran emosi dan perilaku klien serta meningkatkan kesadaran diri klien untuk mencoba berinteraksi dengan orang lain.
  3. Anxiety reduction : upaya memperkecil pemahaman, rasa takut, firasat atau kegelisahan yang berhubungan dengan sumber-sumber bahaya yang tidak terindentifikasi.
  1. Terapi Keluarga
  1. Family psychoeducation theraphy
  2. Family system therapy
  1. Terapi leompok : Group psycotherapy
  2. Terapi komunitas : case management

MEKANISME KOPING

  • Fokus pada masalah
  • Negosiasi
  • Konfrontasi
  • Minat nasehat
  • Fokus pada kognitif
  • Banding dengan secara positif
  • Abaikan yang negatif
  • Subtitusi
  • Fokus pada emosi
  • Ego defence

  1. Faktor Predisposisi
  1. Biologik
    • L.B. Genetik
    • Kesehatan
    • Terpapar Racun
  1. Psikologik
    • IQ
    • Moral
    • Koping
    • Konsep Diri
    • Kepribadian
    • Pengalaman lalu
    • Keterampilan verbal
  1. SOS. BUD
    • Umur
    • Pendidikan
    • Pekerjaan
    • Pendapatan
    • L.B. Bud-Sos
    • Agama
    • Politik
    • HAM, Status sosial

  1. Faktor Prespitasi (Stressor)
  1. Stresor : stimulus yang dipersepsi sebagia tantangan ancaman, tuntutan, perlu energi tensi dan stres.
  2. Yang penting tentang stresor :
    • Sifat : bio, psiko, sos-bud
    • Sumber : internal (individu), eksternal (luar individu)
    • Waktu : kapan, berapa lama, frekuensi
    • Jumlah : berapa kali pada kurun waktu tertentu

  1. Penilaian Primer terhadap Stresor
Evaluasi terhadap kemaknaan dari kejadian terhadap individu.
  1. Kognitif
    • Pemilihan koping
    • Reaksi emosi, fisiologik, dan perilaku
    • Penilaian kognitif = mediator individu dan lingkungan
    • Individu dapat menilai : bahaya/potensial sesuai dengan :
      • Pandangan/pengertian : sikap, terbuka berubah, peran serta dan kontrol diri dan lingkungan.
      • Sumber untuk toleransi

  1. Penialian Sekunder
  1. Kognitif
    • Kemampuan koping
    • Efektifitas koping
    • Koping yang tersedia
  1. Afektif
    • Eskpresi emosi : sedih, gembira, takut, marah, menerima, tidak percaya, antisipasi, surprise.
    • Klasifikasi tergantung pada tipe, lama dan intensitas
    • Mood : emosi yang berlangsung lama (suasana hati)
    • Sikap (attitude) : jika lama
  1. Fisiologik : berkaitan dengan homron
  2. Perilaku :
Menurut capian 4 fase :
    • Perilaku yang merubah situasi/lari dari streful
    • Perilaku yang memerlukan kemamuan baru
    • Perilaku intrapsikik untuk atasi suasana tidak menyenangkan
    • Perilaku intrapsikik dengan penyesuaian internal
  1. Sosial : significant others
    • Evaluasi dukungan sosial
    • Isolasi sosial : meningkatnya gangguan jiwa

Sistem Dukungan Sosial
Berkembang sejak lahir : ibu, ortu + kel inti, teman (sekolah, pekerjaan, masyarakat), perawat dan tim kesehatan.

5 fungsi sistem dukungan emosional
  1. Dukungan emosi (emotional support)
  2. Membantu menyelesaikan masalah
  3. Memberi umpan balik dan evaluasi
  4. Hubungan sosial dan integrasi
  5. Sumber informasi

4 penilaian sekunder terhadap sumber koping
Sumber Koping
  1. Mechanic :
  1. Model ekonomi
  2. Tekanan koping
  3. Kemampuan dan keterampilan
  4. Dukungan sosial
  5. Motivasi
  1. Lazarus & Folkam
  1. Kesehatan dan tenaga
  2. Keyakinan positif
  3. Sumber sosial dan materi
  4. Keterampilan sosial
  5. Keterampilan penyelesaian masalah :
  1. Cari info
  2. Indentifikasi maslah
  3. Nilai alternatif
  4. Laksanakan rencana
  1. Antonousky
  1. Kekuatan ego
  2. Konsisten
  3. Stabil
  1. Budaya
  2. Agama
  3. Sistem Nilai
  4. Keyakinan

ASKEP GANGGUAN KONSEP DIRI : BODY IMAGE

Pengertian Body Image adalah asumsi dari perilaku secara sadar dan tidak sara tentang keutuhan dari tubuhnya, yang dipengaruhi persepsi sekarang dan yang lalu tentang perasaan bentuk tubuh, ukuran, fungsi, penilaian (Stuart & Sundeen, 1991).

Faktor predisposisi menurut Stuart Laraia dibagi menjadi biologis, psikologis dan sosiokutural.
  1. Faktor Biologis
Adanya kerusakan pada salah satu anggota tubuh.
  1. Faktor Fsikologis
Teori Psikologis/Psikoanalitik
Sigmund Freud (1936) mengatakan struktur kepribadian ID (dorongan imazing dan impuls primitif), Super Ego (hati nurani, norma budaya), Ego (mediator antara id dan super ego konflik emosional id dan super ego. Warning ego tentang bahaya timbul gangguan BODY IMAFGE.
  1. Faktor Sosiokultural
Teori Perilaku
Kegagalan berperilaku Frustasi Konflik salah satu konfliknya adalah BODY IMAGE.

Faktor Presipitasi
Terdapat 2 faktor presifitasi pada gangguan penampilan peran, yaitu :
  1. Trauma
Ada riwayat kekesaran atau trauma seperti fisik, sexual, dan psikologikal abuse dimasa………. (Chu et al, 1999; Kluft, 1999).
  1. Role Strain
Perasaan frustasi ketika seseorang tidak dapat memenuhi peranannya, yang bisa disebabkan oleh keadaan sakit yang lama atau transisi perkembangan.
Dari 2 faktor diatas kemudian dikaji lagi tentang sifat, asal, waktu dan jumlah dari faktor presipitasi yang muncul.
Apprasial Of Stressor

Dikaji penilaian klien terhadap masalah dari kognitif, afektif, fisiologi, perilakua dan sosial, dan yang terpenting perawat …… selalu mengkaji dan melakukan valid….dengan melakukan hubungan teurapeutik dengan klien.

Sumber Koping
  • Penting dikaji oleh perawat tentang sumber koping ini merupakan kekuatan untuk klien. Jika ditemukan ada sumber koping positif yang dimiliki klien sebaiknya perawat dengan klien berusaha bersama-sama untuk meningkatkan self awareness (Bjorklund, 2000).
  • Dikaji sumber koping dari kemampuan personal, dukungan sosial, aset materi dan keyakinan positif terhadap stressor.

Diagnosa Keperawatan
  • Gangguan body image
  • Koping tidak efektif
  • Berduka

Intervensi dan Implementasi
  1. Identifikasi dan ekpresi
Dengarkan
Empat
  1. Pecahan masalah
Alternatif …
Tidak berbahaya
  1. Perilaku & hati
Identifikasi kembali
Penilai Klien terhadap body image
  1. Evaluasi diri
Percaya diri
Kemampuan diri
PENGKAJIAN KEPERAWATAN JIWA
MASALAH PSIKOSOSIAL
(REVISI)

  1. INFORMASI UMUM
Inisial Klien :
Usia : (Tahun)
Jenis Kelamin : [ ] Perempuan [ ] Laki-laki
Suku :
Bahasa Dominan :
Status Perkawinan : [ ] Belum Menikah [ ] Menikah [ ] Janda/Duda
Alamat : Cimalaka

  1. KELUHAN UTAMA
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________

  1. PENAMPILAN UMUM
  1. Fisik
Oksigenasi
Tanda-tanda Vital : TD : P : Vd : T :
Ritme :
Kedalaman :
Nutrisi
Berat badan :
Tinggi badan :
Pola makan : [ ] Satu kali sehari [ ] Dua kali sehari
[ ] Tiga kali sehari [ ] > 3 kali sehari
Alergi : [ ] Tidak ada [ ] Ada, __________
Eliminasi
Pola BAB/BAK : [ ] Baik [ ] Terganggu
Nyeri : [ ] Ada [ ] Tidak ada
Aktivitas dan Istirahat
Pelaksanaan ADL : [ ] Total [ ] Parsial [ ] Suportif
Pola Tidur : [ ] Baik [ ] Terganggu, __________
Kebiasaan sebelum tidur : [ ] Baca [ ] Mematikan lampu
[ ] Lain-lain ______________________
Proteksi
Status Imunisasi : [ ] Lengkap [ ] Tidak lengkap

Riwayat pengobatan fisik
________________________________________________________
________________________________________________________

Hasil Pemeriksaan Laboratorium/Visum/dll
________________________________________________________
________________________________________________________

Diagnosa Keperawatan
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________

  1. Penampilan
  1. Cacat Fisik
[ ] Ada, jelaskan ______________________________________
[ ] Tidak ada, jelaskan _________________________________
  1. Kontak Mata
[ ] Ada, jelaskan ______________________________________
[ ] Tidak ada, jelaskan _________________________________
  1. Pakaian
[ ] Tidak rapi, jelaskan _________________________________
[ ] Penggunaan tidak sesuai _____________________________
  1. Perawatan Diri
Jelaskan _____________________________________________
Diagnosa Keperawatan
_________________________________________________________
_________________________________________________________
________________________________________________________

  1. KELUARGA
  1. Genogram







  1. Tipe keluarga
[ ] Nuclear family [ ] Diad family
[ ] Extended family [ ] Single parent family
  1. Pengembailan Keputusan
[ ] Kepala orang tua [ ] Istri
[ ] Orang tua [ ] Bersama-sama
  1. Hubungan Klien dengan Kepala Keluarga
[ ] Kepala keluarga [ ] Istri
[ ] Orang tua [ ] Anak
[ ] Lain-lain, sebutkan :
  1. Kebiasaan yang dilakukan berasma keluarga
Jelaskan :
________________________________________________________
________________________________________________________


  1. Kegiatan yang dilakukan keluarga dalam masyarakat
Jelaskan :
________________________________________________________
________________________________________________________

Diagnosa Keperawatan
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________

  1. RIWAYAT SOSIAL
  1. Pola Sosial
  1. Teman/orang terdekat
_____________________________________________________
  1. Peran serta dalam kelompok
_____________________________________________________
_____________________________________________________
  1. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
_____________________________________________________
_____________________________________________________

  1. Obat-obatan yang dikonsumsi
  1. Adakah obat herbal/obat lain yang dikonsumsi diluar resep
_____________________________________________________
  1. Obat-obatan yang dikonsumsi klien saat ini
_____________________________________________________
  1. Apakah klien menggunakan obat-obatan dan alkohol untuk mengatasi masalahnya
_____________________________________________________
Diagnosa Keperawatan
________________________________________________________
________________________________________________________
  1. KULTURAL DAN SPIRITUAL
  1. Agama yang dianut
  1. Bagaimana kebutuhan klien terhadap spiritual dan pelaksanaanya?
___________________________________________________________________________________________________________
  1. Apakah klien mengalmi gangguan dalam menjalankan kegiatan spiritualnya setelah mengalami kekerasan atau penganiayaan?
___________________________________________________________________________________________________________
  1. Adakah pengaruh spritual terhadap koping individu
___________________________________________________________________________________________________________

  1. Budaya yang diikuti
Komunikasi
Non Verbal
Perilaku
[]
Perilaku
[]
Perilaku
[]
Kontak mata

Mencegah kontak mata

Penuh kasih sayang

Merangkul

Sentuhan

Ekspresif

Hangat

Orientasi pada orang lain

Pemalu

Sopan

Pendiam

Senyum dan anggunkan


Nada
Perilaku
[]
Perilaku
[]
Perilaku
[]
Keras

Animated

Tenang

Muluk-muluk

Keras pada pesan penting

Ekpresif

Berubah sesuai emosi

Lembut

Hormat

Jarak Fisik
[ ] 2-3 jengkal tangan [ ] lebih dari 2-3 jengkal tangan
Jelaskan
___________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

Diagnosa keperawatan
___________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

PENGKAJIAN ANSIETAS

  1. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
___________________________________________________________________________________________________________________________
  1. Keluhan fisik
___________________________________________________________________________________________________________________________
  1. Alam perasaan
[ ] ketakutan [ ] kuatir
[ ] putus asa [ ] gembira berlebihan
  1. Mekanisme koping
Adaptif
[]
Adaptif
[]
Bicara dengan orang lain

Minum alkohol

Mampu menyelesaikan masalah

Reaksi lambat/cepat

Teknik relaksasi

Bekerja berlebihan

Aktivitas konstruktif

Menghindar

Olahraga

Mencederai diri

Lain-lain :

Lain-lain :


Diagnosa Keperawatan :
___________________________________________________________________________________________________________________________

PENGKAJIAN DENGAN KEHILANGAN DAN BERDUKA

  1. Kehilangan yang pernah dialami
___________________________________________________________________________________________________________________________
  1. Respon terhadap kehilangan
[ ] mengingkari [ ] depresi
[ ] marah [ ] penerimaan
Tawar menawar
  1. Mekanisme koping
Adaptif
[]
Adaptif
[]
Bicara dengan orang lain

Minum alkohol

Mampu menyelesaikan masalah

Reaksi lambat/cepat

Teknik relaksasi

Bekerja berlebihan

Aktivitas konstruktif

Menghindar

Olahraga

Mencederai diri

Lain-lain :

Lain-lain :


Diagnosa Keperawatan :
___________________________________________________________________________________________________________________________

PENGKAJIAN GANGGUAN CITRA TUBUH

  1. Keluhan Fisik
___________________________________________________________________________________________________________________________

  1. Alam Perasaan
[ ] ketakutan [ ] kuatir
[ ] putus asa [ ] gembira berlebihan

  1. Konsep Diri
  1. Citra tubuh :
_____________________________________________________________________________________________________________________
  1. Identitas
_____________________________________________________________________________________________________________________
  1. Peran
_____________________________________________________________________________________________________________________
  1. Ideal diri
_____________________________________________________________________________________________________________________
  1. Harga diri
_____________________________________________________________________________________________________________________

  1. Mekanisme Koping
Adaptif
[]
Adaptif
[]
Bicara dengan orang lain

Minum alkohol

Mampu menyelesaikan masalah

Reaksi lambat/cepat

Teknik relaksasi

Bekerja berlebihan

Aktivitas konstruktif

Menghindar

Olahraga

Mencederai diri

Lain-lain :

Lain-lain :


Diagnosa Keperawatan :
___________________________________________________________________________________________________________________________

Lukmanulhakim_Ners
Saya seorang perawat di RS TNI AD Dustira Cimahi

Related Posts

3 comments

  1. salah satu upaya yang bagus untuk keperawatan...postingannya dilanjutkan ya mas Lukman (namanya juga bagus..)

    ReplyDelete
  2. makasih bang :) jarang nge-blog lagi :)nanti coba di update lagi

    ReplyDelete
  3. Hard Rock Casino: What are the hours of operation and time to
    Hard Rock Hotel & 하남 출장안마 Casino In 대전광역 출장안마 the heart of the Las Vegas 목포 출장샵 Strip, to find a room 아산 출장안마 with a 강원도 출장안마 variety of Vegas casino slot machines.

    ReplyDelete

Post a Comment